Pages

Subscribe:

Labels

Rabu, 01 Februari 2012

press release


Press Release Hari Asma 
26 Februari 2012
Stretegi Jitu Penanganan Dini Penderita Asma

Asma adalah penyakit peradangan pada saluran nafas yang kronik. Biasanya seseorang yang berpenyakit asma akan mengeluhkan sesak nafas, nafas berbunyi “ngik-ngik”, batuk, dan rasa tidak enak di dada. Serangan ini biasanya sering terjadi pada malam hari atau menjelang subuh/pagi hari. Asma adalah penyakit yang banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat, terutama adalah anak-anak. Penyakit sangat berkaitan erat dengan faktor keturunan. Bila salah satu atau kedua orangtua, maupun kakek atau nenek menderita asma, maka sang anak pun kemungkinan akan menderita asma. Tetapi banyak juga terjadi ketika kedua orang tua tidak menderita asma, tetapi anaknya asma.Selain disebabkan faktor keturunan, faktor lain pun dapat memicu timbulnya asma, seperti faktor alergi yang dimiliki oleh seseorang dan juga faktor lingkungan.
Asma sering menimpa seseorang baik karena keturunan maupun sebab lainnya seperti alergi, polusi, stress dan lainnya. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang, angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta orang pada 2025. Di dunia, penyakit asma termasuk 5 besar penyebab kematian. diperkirakan 250.000 orang kematian setiap tahunnya karena asma. Tingginya angka ini banyak disebabkan oleh kontrol asma yang buruk serta sikap pasien dan dokter yang seringkali meremehkan tingkat kontrol asma.
Sementara itu, harga obat untuk penderita asma tetap mahal. Memang sudah diakui bahwa obat terbaik untuk asma adalah obat berbentuk inhalasi. Namun ini belum dapat dilakukan dengan baik karena mahalnya harga obat tersebut. Mahalnya harga obat untuk penderita asma ini membuat pemerintah perlu menganggarkan dana untuk bantuan biaya pengobatan asma. Setiap tahun Depkes RI menyediakan anggaran bantuan pengobatan penderita asma sejumlah Rp. 232 pada tahun 2010 lalu.Berdasarkan hasil penelitian oleh ahli asma di Asia Pasifik dalam studi “Asthma Insight & Reality in Asia Pasific (AIRIAP 2)” di 2007, hanya 2% dari 4805 orang sample penyandang asma di Asia Pasifik yang mempelajari bagaimana mengontrol penyakit asma mereka.
Menurut Dr Paramitha dari  Yayasan Asma Indonesia mengatakan bahwa “Asma sebetulnya tidak bisa disembuhkan, tetapi asma bisa terkontrol dengan baik, kita berharap dari Yayasan Asma Indonesia, bahwa penderita asma di Indonesia bisa mengontrol asmanya supaya tidak mengganggu aktivitas dan tidak menyebabkan kematian. Seringkali anggota keluarga, sahabat atau bahkan Anda sendiri mengalami gangguan penyakit asma yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari baik kegiatan di siang hari ataupun ketika beristirahat di malam hari. Berdasarkan riset ternyata konsep penatalaksanaan asma masih berupa penanganan dalam mengobati gejala asma dan serangan asma padahal seharusnya penyandang menerapkan konsep kontrol asma yaitu melakukan pencegahan asma datang menyerang atau bisa saja dapat dihilangkan.
Menurut Global Strategy For Astma Management and Prevention GINA-Global Initiative for Astha (2009), seorang penyandang asma dikatakan terkontrol apabila memiliki 6 kriteria: (1) Tidak atau jarang mengalami gejala asma; (2) Tidak pernah terbangun di malam hari karena asma; (3) Tidak pernah atau jarang menggunakan obat pelega; (4) Dapat melakukan aktivitas dan latihan secara normal; (5) Hasil tes fungsi paru-paru normal atau mendekati normal; (6) Tidak pernah atau jarang mengalami serangan asma.
Kontrol asma dapat dilakukan dengan cara yang mudah, efektif dan efisien. dengan Asthma Control Test yang disebut (ACT) merupakan mediasi yang dapat dilakukan oleh penyandang asma untuk mengetahui tingkat atau skor asma penyandang. Asthma Control Test (ACT) dengan nilai atau skor 25 mengkuantifikasi tingkat pencapaian masing-masing kriteria kontrol artinya penyandang sudah mencapai Total Kontrol.
Berikut ini cara mengontrol asma dengan pertanyaan ACT (Asthma Control Test) :
Pertama: Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering penyakit asma mengganggu anda dalam melakukan pekerjaan sehari-hari di kantor, di sekolah atau di rumah? (1) selalu;(2) sering;(3) kadang-kadang;(4) jarang;(5) tidak pernah.
Kedua : Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering anda mengalami sesak napas? (1) lebih dari 1 kali sehari;(2) 1 kali sehari;(3) 3-6 kali seminggu;(4) 1-2 kali seminggu;(5) tidak pernah.
ketiga : Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering gejala-gejala asma (bengek, batuk-batuk, sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan di dada) menyebabkan anda terbangun di malam hari atau lebih awal dari biasanya? (1) 4 kali atau lebih seminggu;(2) 2-3 kali seminggu;(3) 1 kali seminggu;(4) 1-2 kali sebulan;(5) tidak pernah.
Keempat : Dalam 4 minggu terakhir, seberapa sering anda menggunakan obat semprot darurat/nebulizer (tablet/sirup) atau obat oral untuk melegakan pernapasan? (1) 3 kali atau lebih sehari;(2) 1-2 kali sehari;(3) 2-3 kali seminggu;(4) 1 kali seminggu atau kurang;(5) tidak pernah.
Kelima : Bagaimana penilaian anda terhadap tingkat kontrol asma anda dalam 4 minggu terakhir? (1) tidak terkontrol sama sekali;(2) kurang terkontrol;(3) cukup terkontrol;(4) terkontrol dengan baik;(5) terkontrol sepenuhnya.
Untuk mengetahui hasil kontrol asma anda maka jumlahkan angka dari setiap jawaban pertanyaan yang telah anda pilih menurut kontrol yang anda biasa lakukan. Bila skor < 20 (asma anda tidak terkontrol), bila skor  20-24 (tingkat kontrol asma anda baik), bila skor  25 (asma anda terkontrol).
Sebenarnya penyakit asma ini bukanlah penyakit yang menakutkan. Penyakit asma dapat dikendalikan, kambuhannya dapat dicegah agar tidak sering timbul dan dapat diatasi dengan cara mengkontrolnya.
Beberapa strategi untuk mengontrol asma:
1. Mengetahui dengan jelas tentang penyakit asma
Seseorang yang mengidap asma sebaiknya mengenal dengan jelas seluk beluk penyakit yang dideritanya. Mengetahui dengan jelas apa sebenarnya penyakit asma yang dideritanya itu. Pengenalan tentang asma ini sebaiknya bukan hanya untuk pasien yang menderita asma saja, tetapi juga kepada keluarganya. Dengan mengetahui dengan jelas penyakit yang di deritanya akan terbentuk sebuah motivasi positif dalam diri pasien dan keluarga untuk mengatasi asma yang diderita.
2.Mengenal faktor-faktor yang memicu kambuhnya serangan asma
Serangan asma biasanya diawali oleh faktor-faktor pemicu yang membuat penyakit ini kambuh. Dengan mengetahui, mempelajari serta memahami faktor-faktor pemicu timbulnya serangan asma yang terjadi, penderita dapat mengkontrol agar asmanya tidak sering kambuh.
Faktor-faktor pemicu serangan asma pada setiap penderita asma tidaklah sama. Faktor pemicunya dapat berupa alergi, perubahan udara, infeksi, makanan, kelelahan, obat-obatan maupun asap rokok.
Sebagian besar serangan asma dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pemicunya tersebut. Dengan mempunyai kesadaran yang penuh dari penderita asma untuk mengontrol faktor pemicunya kambuhan yang sering terjadi dan membahayakan penderita tersebut dapat dihindari.
3.Pengobatan asma
Pengobatan tidak hanya dilakukan ketika serangan asma terjadi, tetapi juga saat tidak terjadi serangan. Pasien perlu memahami obat yang harus digunakan pada waktu serangan dan di luar serangan. Pada prinsipnya, pengobatan asma disesuaikan dengan berat penyakitnya.
Obat asma terbagi dalam dua kelompok, yaitu obat rutin dan obat darurat (emergency).
Obat rutin adalah obat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya serangan asma. Obat ini dipakai secara terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama, tergantung pada berat ringannya penyakit asma yang diderita. Obat rutin ini harus digunakan setiap hari, untuk mencegah terjadinya kambuhan serangan dan bertambah beratnya penyakit asma itu.
Obat emergency adalah obat yang harus segera digunakan ketika serangan asma datang. Obat ini berfungsi untuk meredakan serangan atas asma yang sedang terjadi. Penggunaan obat ini dapat mencegah timbulnya serangan asma yang berat.
Bila serangan sudah dapat diatasi, obat emergency tak diperlukan lagi.
4. Olahraga teratur
Banyak orang yang mengatakan bahwa penderita asma tak boleh berolahraga, karena akan memicu timbulnya serangan asma. Pendapat ini sungguh tidak benar. Penderita asma justru harus melakukan olahraga secara teratur.
Penderita asma sering mengalami sesak nafas, sehingga perlu adanya latihan olahraga pada tubuhnya agar otot-otot yang ada dalam tubuh dapat bekerja secara teratur, terutama otot-otot pada fungsi pernafasan.
Sebelum melakukan olahraga sebaiknya penderita asma melakukan latihan pemanasan terlebih dahulu. Jika perlu, dapat menggunakan obat sebagai pencegahan sebelum melakukan aktivitas olahraga.
5. Secara teratur mengkontrol asma ke dokter
Penderita asma sebaiknya melakukan kontrol secara teratur ke dokter. Dengan melakukan kontrol secara teratur ini penderita dapat mengetahui dengan jelas bagaimana perkembangan dari penyakit yang dideritanya, dan mungkin pula dilakukan penyesuaian atas obat-obat yang dipergunakannya sesuai dengan kondisi tubuhnya.
Ketika melakukan kontrol ke dokter itu perlu adanya komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien dan juga keluarganya. Pasien jangan malu untuk banyak menanyakan perkembangan penyakitnya dan dokter pun jangan pelit untuk memberikan penjelasan agar pasien mengerti dan memahami penyakitnya.Dengan disiplin dan rutin mengontrol asma yang dideritanya, para penderita asma dapat hidup secara normal dan wajar. Mengurangi serangan yang akan terjadi dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Hidup dengan asma tidak lagi bermasalah dengan disiplin anda untuk mengontrolnya

0 komentar:

Posting Komentar