Masa paradigma awal
Dalam pandangan barat pembangunan seperti yang di
artikan secara umum sekarang ini, bermula atau dipengaruhi oleh program
pemerintah. Amerika serikat yang di cetuskan oleh presiden harry s. Truman pada
januari 1949. butir keempat dalam pidatonya ketika itu,menguumkan bahwa amerika
serikat akan melaksanakan suatu program baru yang tangguh berupa bantuan teknik
dan keuangan bagi Negara-negara miskin di dunia. Di kemudian hari, duia
mengenal apa yang disebut sebagai marshall
plan yang merupakan program bantuan AS untuk membangun kembali Negara-negara
sekunya eropa yang hancur akibat perang dunia II.
Negara yang baru merdeka tadi, menurut para ahli ekonomi
barat, harus dibebaskan dari lingkaran setan kemiskinan : tidak mempunyai
industri karena miskin, dan miskin karena tidak mempunyai industri. Untuk
keluar dari lingkaran setan itu, Negara ini memerlukan uang dan pengetahuan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan industrialisasi.
Paradigma pembangunan yang berlaku pada masa itu yang
juga dikenal sebagai paradigma modernisasi, memandang pembangunan sebagai suatu
perspektif yang tunggal arah (unilinear), dan bersifat evolusioner. Para ahli pembangunan merumuskan keadaan keterbelakangan
dalam bentuk perbedaan yang dapat dilihat (observable), dan kuantitatif antara
negara-negara miskin dan kaya di suatu pihak, dan antara sector tradisionl
dengan sektor modern di Negara-negar miskin itu sendiri.
Model yang di butuhkan dunia ketiga pada saat sekarang,
menurut schram, bukan lah suatu model dunia ketiga atau model tiga benua,
melainkan lebih pada suatu rangkaian (seri) model nasional yang dibuat oleh
bangsa yang bersangkutan yang
¾
didasarkan pada pemahaman yang
menyeluruh mengenai kebutuhan nasional,
¾
begerak pada kecepatan berapa
saja yang layak dan
¾
diarahkan menuju apa yang
dipersepsikan oleh Negara tersebut sebagai tujuannya
singkatnya, suatu jawaban terhadap pertanyaan: Negara acam apa yang
ingin anda bangun ?
¾
KONSEP AWAL DAN PENGERTIAN
PEMBANGUNAN
Pada mulanya istilah ini di populerkan oleh (dan kalangan)
sarjana dan para pembuat kebijakan di amerika serikat, kemudian segera di
perkenalkan ke eropa dan Negara-negara berkembang di seluruh dunia.menurut
mowlana, pembangunan sebagai suatu konsep telah diperkenalkan oleh ibnu
khaldun(1332-1406), seorang pemikir sosial islam, dalam karyanya
muqaddimah(suatu perkenalan ke sejarah prolegoma)
¾
RENCANA MARSHALL (MARSHALL PLAN)
Negara-negara yang baru merdeka, pada uumnya berada
dalam situasi yang kuran lebih sama yaitu: kehidupan sosial ekonomi yang erana
akibat penajahan, tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, keadaan pendidikan
yang menyedihkan, kondisi kesehatan yang parah, dan sebagainya, yang pada
pokonya dapat disebut sebagai suatu keadaan yang tertinggal darikemajuan.
Dengan kenyataan sperti itu di dunia lalu terdapat dua macam keadaan yang amat
kontras sau sama lainnya, yaitu: Negara Negara besar yang keadaannya cukup
makmur dan tidak begitu terpengaruh oleh perang dunia yang baru selesai dan
sisanya, sejulah besar Negara baru yang kelak disebut sebagai Negara
terbelakang (underdeveloped), kurang maju (less developed), atau sebutan yang
lebih halus: “Negara-negara sedang berkembang (developing countries)
¾
PEMBANGUNAN SEBAGAI PERTUMBUHAN
Pada masa itu pula konsep rostow yang merupakan catatan
histories dari pembangunan neara-negara barat, menjadi menonjol. Dala bukunya
the stage of economic growth: A non-communist manifesto, (Cambridge university
perss, 1960) itu rostow mengemukakan tahap-tahap pertumbuhan yang dilalui oleh
Negara modern, hingga mencapai keadaan yang yang sekaran yaitu:
¾
Masyarakat Tradisional, dimana
produktivitas ekonomi masih terbatas, karena tidak mencukupinya pengebanga
teknik-teknik ekonomi.
¾
Prakondisi untuk tinggal
landas, dimana pembangunan merupakan sector utama (leading sector) dalam
ekonomi yang secara positif mempengaruhi sektor-sektor lain; peningkatan
produktivitas sector utama; dan peningkatan di bidang transportasi serta
bentuk-bentuk biaya sosial atau social overbead capital lainnya.
¾
Tinggal landas (take off),
yakni sutu interval dimana bagian yang lama dari system ekonomi dan hamtan
terhadap pertumbuhan yang mantap akhirnya dpat diatas, dan pertumbhan menjadi
suatu kondisi yang normal bagi seluruh sector masyarkat. Cirri khas tahap ini
adalah peningkatan rasio tabungan dan investasi yaitu 5 persen atau kurang dari
10 persen ataupun lebih, juga tumbuhnya framework sosial, politik, dan
institusional untuk memudahkan dorongan menuju perluasan pembangunan.
¾
Mas menjelang kedewasaan, suatu
interval panjang untuk bertahan kalau fluktuasi ekonomi bergerak maju, dengan
investasi yang mantap sebesar 10 persen sampai 20 persen dari pendapatan
nasioal dan adanya sector-sektor utama lainnya yang mendukung sector utama yang
lama.
¾
Abad konsumsi masa yang tinggi,
suatu perubahan struktur tidak lagi terjadi secara cepat, dan sector utama
bergerak kea rah barang-barang konsumen dan jasa.
Semasa decade I ini pula di
tetapkan supaya Negara-negara maju menyumbankan satu persen dari pendapatan
kotor nasionalnya baikyang berasal darisektor swasta maupun pemerintah, untuk
modal pembangunan di Negara-negara berkembang. Ternyata target tersebut tidak
tercapai selama tahun 60-an. Bantuan pembangunan yang resmi dari Negara-negara
industrial pad tahun 1960 adalah 0,52 persen dari GNP; menurun menjdi 0,34
ersen pada tahun 1970, dan melorot menjadi 0,29 persen di tahun 1975. bahkan
angka-angka yang ada menunjukkan bahwa Negara seperti amerika serikat pun, hnya
menyediakan 0,53 %, 0,31%,dan 0,20% dari GNP-nya bagi program bantuan luar
negri untuk pembangunan pada masa yang sama.
¾
PEMBANGUNAN SEBAGAI PROSES
MODERNISASI
Model ini di terima sebagai suatu kebijakan kurang lebih
antara tahun 1945 hingga pertengahan 1960-an, dan didasarkan pada serangkaian
asumsi, bahwa:
¾
Pembangunan identik dengan
pertumbuhan
¾
Pertumbuhan dapat dicapai
dengan penerapan ilmu-ilmu dan teknologi barat kepada problem produksi
¾
Semua masyarakat melalui suatu
rangkaian pertumbuhan dicerminkan oleh kemamuan mereka berinvestasi dan
pemanfaatan perangkat ilmu dn teknologi;
¾
Sementara pertumbuhan
berlansung, institusi sosial dan politik masyarakat tradisional akan digantkan
oleh bentuk-bentuk modern dalam kenyataan sosial, hal inin berarti penggantian
pola-pola kewajiban dan identifikasi yang lebih komunal dengan model motivasi
yang lbih individualistic
¾
Bentuk-bentuk kekuasa politik
tradisionl dan feodal akan digantikan oleh benuk-bentuk aturan yang lebih
demokratis
¾
Konvergensi masyarakat-masyarakat
menuju model modernitas ini akan menghsilkan suatu tatanan global yang tidak
begitu mendukung konflik-konflik ideologis.
Menurut rogers dan svenng (1969), modernisasi pada
tingkat individual berkaitan dengan pebangunan pada tingkat masyarakat.selama
ini menurut mereka terjadi kesalahpahaman (miskonsepsi) tentang modernisasi,
yaitu:
¾
modernisasi sering disetarakan
dengan eropanisasi atau westernisasi. Rogers
megartikan modernisasi tidak sinonim dengan pegertian- pengertian di atas.
Mencap proses perubahan sosial sebagai eropanisasi atau westernisasi mengandung
arti bahwa sumber atau pendorong perubahan harus dating dari eropa atau dri
bangsa-bangsa barat. Selanjutnya juga mengandung arti bahwa Negara- Negara yang
mengadopsi ide-ide yang berasal dari barat menjadi seperti barat hingga tingkat
tertentu. Pandangan seperti itu terlalu
membtasi dan dalambanyak hal tidak akurat. Modernisasi menurut rogers merupakan sintesis dari cara-cara lama
dan baru dan dengan begitu bias berlainan dalam lingkungan yang berbeda.
Unsur-unsur barunya tidak harus dating dari eropa atau barat. Adopsi
inovasiyang dikembangkan di luar tidak menjadikan Negara penerima menjadi
replica dari Negara sumber karena sebagian besr inovasi menuntut adaptasi yang
lumayan untuk memenuhi kondisi-kondisi yang berbeda di Negara penerima.
¾
seringkali terkadang arti bahwa
seluruh modernisasi adalah baik. Definisi rogers sama sekali tidak bermaksud
melakukan value judgement.modernisasi membawa perubahan. Yang amat mungkin
menghasilkan bukan hanya mafaat tapi juga konflik, kesakitan, dan keuntungan
relative. Black (1966) mengingatkan bahwa “modernisasi harus dipikirkan sebagai
suatu proses yang secara simultan bersifat dan destruktif, memberikan
kesempatan-kesempatan dan prospek baru dengan suatu harga yang tinggi yang
terkadang harus dibayar dalam bentuk penderitaan”.
¾
proses modernisasi tidak berdimensi
tunggal (unidimensional) sehingga tidak dapat diukur hanya dengan satu criteria
atau indeks saja modernisasi harus dipandang sebagai suatu proses yang
menyangkut interaksi banyak factor sehingga harus lebih dari satu aspek
perilaku individual yang di ukur guna menentukan statusnya dalam kontinum
modernisasi. Variable-variabel seperti tingkat kehidupan, aspirasi, melek huruf
dan pendidikan, partisipsi politik, kekosmopolitan, dan komunikasi semuanya
merupakan faktor yang menentukan modernisasi.
¾
PEMBANGUNAN DAN DISTRIBUSI
SOSIAL
Pengalaman pembaguan di tahun 60-an ternyata tidak seperti yang
diharapkan semula. Memang benar pendapatan perkapita telah miningkat,
pabrik-pabrik sudah berdiri, tabugan dan investasi juga telah menaik. Tapi
kenyataan yang ada ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh Negara-negara
baru yang memimpikan jalan pintas untuk sampai pada keadaan Negara maju.
Kenyataan-kenyataan terseutlah, yang pada dasarnya melatar belakangi
pertanyaan-pertanyaan mendasar yang diajukan seers (1969) seorang ekonom dari Sussex , yang
selalu dikutip dalam berbagai pembahasan mengenai pembangunan:
“masalah-masalah yang harus dipersoalkan megenai pembangunan suatu
negara adalah: apakah yang terjadi terhadap kemiskinan? Apa yang terjadi
terhadap pembangunan? Dan apa yang terjadi terhadap ketidak adilan? Kalau
ketiganya telah merosot dari tingkat yang tadinya tinggi, maka tidak diragukan
lagi bahwa pembangunan telah terlaksana dinegara yang bersangkutan. Tapi jika
salah satu atau dua di masalah utama tersebut justru semakin memburuk, apalagi
bila ketiga-tiganya, maka akan aneh untuk menyebutnya sebagai hasil dari suatu
pembangunan.sekalipun pendapatan perkapita telah naik berlipat.
Berbagai Rumusan Baru
Tentang Pembangunan
Kalau pada model awal pembangunan yang ditekankan adalah
perlunya kapitalisasi,kemudian dalam model distribusi sosial muncul kesadaran
akan keadaan margialitas yang dihasilkan oleh konsep pembangunan dengan arti
pertumbuhan,maka kemudian tampil sejumlah pengulas teori pembangunan terutama
yang berasal dari Negara berkembang sendiri, seperti amerika latin yang
meninjaunya dari sudut tekanan histories mengenai hubungan antara Negara maju
dengan Negara berkembang. Sebagian masalah yang dihadapi Negara berkembang
enyangkut baik knowledge gap maupun problem informasi. Agar efektif, solsinya
juga harus mengarah pada kedua hal itu, erkadang secara berurutan, tapai
seringkali harus secara simultan. Pengalaman pada era kemajuan teknologi di
bidang pertanian yang dikenal sebagai green revolution tempo hari menunjukkan
bahwa enciptakan, menyebarluaskan, dan menggunakan pengetahuan dapat
mempersempit jurang pengethuan. Juga enunjukkan bahwa pengetahuan know-bow
hanya sebagian dari yang menenukan kesejahteraan masyarakat. Problem informasi
akan menyebabkan kegagalan pasar dan menghambat efisiensi dan pertumbuhan.
Pembangunan ternate mengikui kebutuhan aka suatu transformasi institusi yang
meningkatkan informasi dan menciptakan insentif bagi upaya, inovasi, tabungan,
investasi, dan memungkinkan secara progresif pertukaran yang kompleks yang
merentang jarak dan waktu yang menigkat.
Sebenarnya, Apakah
pembangunan Itu?
Dalam pengertian sehari-hari yan sederhana, dapatlah
disebutkan bahwa pembangunan merupaka usaha yang dilakkan leh suatu masyarakat
untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dalam tulisan-tulisan mengenai
pembanguan, pengertian-pengertian berikut ini biasanya selalu dikaitkan dalam
menyusun suatu definisi pembangunan; yaitu: modernisasi, perubahan sosial,
industrialisasi, westernisasi, pertumbuhan (growth), dan evolusi
sosio-kultural.
Namun soedjatmoko mengingatkan bahwa pembangunan bukan suatu proses
yang membujur lurus, melainkan suatu jaringan perubahan –perubahan yang erat
sekali hubungannya satu dengan yang lain. Ia melihat ada dua perangkat
kebutuhan belajar yang luas: yang satu menoleh ke belakang, sedang yan satu
lagi memandang ke depan. Kedua kebutuhan belajar itu, apabila dikuasai, dapat
membuka jalan untuk melepaskan diri dari ancaman kegagalan di masa lalu, dan
kekhawatiran terhadap tantangan masa depan. Perangkat yang pertama membuat kita
belajar dari sukses dan kegagala dalam pembangunan setelah perang dunia II.
Sedangkan dengan perangkat yang sau lagi kita belajar sambil mempersiapkan diri
sembari menjawab proses transformasi kehidupan manusia yang kin sedng
berlangsung. Freire yang terkenal dengan gagasanya “pembangunan sebagai suatu
pembebasan” pad hakikatnya juga mengetengahkan hal yang sama. Pembebasan yang
dimaksudkannya adalah memerdekakan rakyat dari kungkungan kebodohan, melalui
upaya mencerdaskan seluruh anggota masyarakat, terutama mereka yang berada di
lapisan bawah. Begitu pula konsep IIIich yang demikian populer di dunia ketiga,
mengandung unsure pendidikan sebagai komponen yang dominant dalam menafsirkan
pembangunan dalam ati yang sesunguhnya.
Komunikasi Dan Pembangunan
Bagaimanakah pandangan disiplin ilmu-ilmu sosial
mengenai peran dan tugas komunikasi pembangunan? Fungsi apa sajakah yang
seyoginya dilaksanakan oleh komunikasi dalam pelaksanaan pembangunan menurut
tinjauan disiplin ilmu di luar komunikasi sendiri? Untuk mendapat suatu
gambaran ringkas, baiklah kita telusuri beberapa konsep yang pernah dimunculkan
mengenai hal ini, guna memahami berbagai ekspektasi yang ditujukan kepada
komunikasi dalam rangka kegiatan besar yang bernama pembanguanan itu.
Dalam penerapan komunikasi di berbagai bidang pembangunan belakangan
ini, dengan intensif telah digunakan pendekatan system guna menghasilkan
program komunikasi yang lebih efektif. Hal ini terutama berkat keikutsertaan
ahli-ahli pendidikan dalam berbagai proyek komunikasi di berbagai tempat di
Negara-negara berkembang. Pada pokoknya system merupakan suatu gambaran dalam
memandang dunia. Hamper semuanya dapat dipandang sebagai system. Tubuh manusia,
sel, pohon, pabrik sepatu, dan suatu program komunikasi, masing-masing dapat
dilihat sebagai system.suatu system bias bersifat mekanik, pasif, da tidak
mampu bereaksi terhadap lingkungannya (seperti sebuah jam); dapat pula reaktif
dan didisain untuk mencapai suatu tujuan (seperti pesawat antariksa); atau
dapat berputar dan menetapkan tujuan (seperti usaha bisnis).
Suau system, menerima pengaruh dari lingkungannya yang disebut
sebagai input atau masukan yang kemudian mengolahnya output atau keluarn.
Output ini merupakan produk, pelayanan, dan pengaruh yang disampaikan oleh
suatu system dengan tujuan mengubah lingkungannya. Menurut Bordenave (1997)
suatu program komunikasi merupakan goal-establishing system karena para
perencananya merumuskan serangkaian tujuan yang dapat mereka ubah manakala
program sedang berjalan. Mereka juga dapat memilih dan menyesuikan alat atau
sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Penerapa konsep system dalam program
komunikasi pembangunan memberikan manfaat sebagai berikut:
¾
dengan memandang kejadian-kejadian
secara sistematik, mengungkapkan bagaimana berbagai aspek dari pembangunan
saling berkaitan satu sama lainnya
¾
perhatian terhadap tujuan
(objectives)yang iiheren dalam pendekatan system membuat perencanaan komunikasi
pembangunan lebih teliti dalam menganalisa masalah pada tahap perencanan
program-program komunikasi pembangunan.
¾
membawa pada kesadaran akan
fakta bahwa program dan institusi pemerintah merupakan subsistem dari suatu
system yang lebih luas, sehingga tjuannya harus konsisten dan saling mendukung.
Kominikasi Pembangunan
Dalam Penerapannya
Seperti telah dsinggung di bagian terdahulu, variasi
penafsiran konsep komunikasi pembangunan juga tercermin dalam penerapannya
dalam berbagai sector pembangunan. Keragaman itu segera tampak pada sejumlah
bentuk ataupun unit aktivitas yang meskipun mengenakan label yang berbeda,
namun jelas menunjukkan keterkaitan dan kesamaan satu sama lain. Dalam hubungan
ini, dapat diidentifikasi beberapa lapangan kegiatan yang menonjol yang pada
hakikatnya memiliki missi yang sama, yakni mengomunikasikan ide-ide dan program
pmbangunan kepada khalayak yang menjadi sasaran ataupun yang dimaksudkan kelak
sebagai penerima manfaat kegiatan yang bersangkutan.
Perkembangan lain yang penting untuk dicatat dalam kaitan ini
adalah, bahwa dengan berkembngnya disiplin komunikasi pembangunan berikut
penerapannya di berbagai bidang kehidupan adalah, terjadi konvergensi atau
akumulasi pengetahuan di bidang komunikasi, informasi dan motivasi pembangunan
sebagai hasil dari kolaborasi yang konkritdari berbagai disiplin dan bidang ke
ahlian. Amatlah menggembirakan untuk menyaksikan secara nyata, bahwa konsepsi
dan penerapa komunikasi pembangunan hingga mencapai bentuknya yang sekarang
hanya mungkin terwujud berkat urun sumbangan yang terlaksana di antara para
teknologi perangkat keras, ahli media, kalangan pendidikan para pelopor
pendekatan system, manajemen, periklanan, pekerja seni dan kreatif baik dalam
arti konsep maupun karya nyata.kesemua hal tadi telah membentuk KP sebagai suatu
lapangan aktivitas menjadi tambah serius dan semakin professional. Konsekuensi
logis dari pertumbuhn seperti itu adlah, bahwa KP dewasa ini lebihdapat di
andalkan ketimbang saat-saat awal pemunculaya tempo hari. Masih dalam rankaian
pertumbuhanna itu, komunikasi pembangunan pada saat sekarng bertambah berkemban
dengan dukungan metode-metode, prinsip-prinsip dasr, dan tknik-teknik yang
relative makin baku
dan dapat di pertanggung jawabkan (accountale). Seterusnya, perkebangan
tersebut telah mendorong dan membangkitkan minat serta perhatian untuk
mendalami, mengkaji lebih lanjut serta menjadikan lapangan ini sebagai suatu
bidang keahlian dalam pengertia yang sesungguhnya. Berbeda dengan awal
pertumbuhannya, kini KP bukan saja sekedar sebagai suatu subyek studi yang
diakui, tapi juga telah tumbuh sebagai suatu jurusan ataupun program studi di
berbagai program pendidikan tinggi.
Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk
Pembangunan
Tak dapat disangkal bahwa kehidupan selama beberapa
dasawarsa belakangan ini ditandai oleh perubahan besar-besaranyang berpangkal
dari kemajuan teknologi komunikasi. Pada tahun 1980-an dan 1990-an mulai
berkembang suatu paradigma techno-economic baru.chip-chip mikroelektronik
menggantikan energi sebagai factor kunci, sementara industri dan jasa informasi
dan telekomunikasi (komputer, barang elektronik, robotic, peralatan
telekomunikasi, fiber optic, jasa bahan perangkat lunak, dan informasi)
mengambil alih pimpinan dalam proses pertumbuhan ekonomi satelit, jaringan
telekomunikasi digital dan computer untuk keperlun khusus, menyediakan
prasarana bagi perluasan pelayanan informasi dan komunikasi yang berlanjut
terus ke abad-21 (OECD,2000)
0 komentar:
Posting Komentar